Tuesday, July 24, 2007

Jesus


Satu lagi karya menyentuh Mario Hasan, “Jesus a Musical Drama”. Sutradara drama klasik “The Woman in White” ini menggelar drama musical yang berceritakan tentang kehidupan Yesus dari sudut pandang malaikat, Gabrielle. Penonton pun dibuat bergidik dengan hasil arahannya. Seperti yang terjadi ketika sang Gabrielle mulai berbicara, seluruh kepala pun menengadah dan terpaku akan kekuatan yang dikeluarkan lewat kata-kata Gabrielle. “Terasa bukan aktris yang bicara tapi Gabrielle,” tutur salah seorang penonton.

Tidak hanya itu, alunan suara para penyanyi Paduan Suara Petra pun, di bawah arahan konduktor Paulus Hengky Yoedianto, mampu menggugah jiwa untuk lebih dekat dengan-Nya. Suara mereka yang menggelegar hingga ke seluruh pojok ruangan Gereja Pentakosta di Indonesia (GPDI) Lengkong Kecil, Sabtu (30/6).

Tidak salah jika GPDI memilih Mario Hasan dan Teater Topeng Universitas Kristen Maranatha (UKM) untuk bekerja sama dalam menyajikan karya seni drama yang bisa menyegarkan pikiran para kaum Kristiani yang hadir pada malam itu. Hingga terlihat beberapa penonton yang menyeka air mata mereka karena ikut hanyut lebih dalam pada drama itu.

Beberapa peseni berujar bahwa konsep drama malam itu sangatlah menggambarkan sosok Mario Hasan yang klasik dan megah. Seperti yang diutarakan oleh Christina Evaliana, aktris Teater Topeng UKM, “Konsep acaranya bagus, sangat terlihat jelas kemegahan konsep seorang Mario Hasan.”

Ketua Teater Topeng, Marissa Amar, pun tak ketinggalan dengan memberikan komentar, “Dilihat dari segi kerja sama dengan pihak lain, kerja sama kali ini adalah yang terbaik.”

Tak hanya pujian, adapun beberapa pendapat yang diberikan oleh salah satu senior tertua dari Teater Topeng, Arie Wijaya, yang mengatakan bahwa ada beberapa saat di mana ia tidak merasa bergidik oleh Gabrielle dan ia pun menambahkan drama ini akan jauh lebih mantap dan baik lagi jika proses penggarapannya bisa lebih lama lagi agar para pemain yang tidak berlatar belakangkan dunia teater mampu mengilhami karakter yang mereka lakoni. Hal inilah yang menjadi sebuah kritik pembangun bagi Mario Hasan. (R)